Kinerja Guru Pendidikan Jasmani
KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI
Kinerja merupakan variabel yang penting bagi keberhasilan suatu pekerjaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja adalah penampilan atau hasil yang ditampilkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Robbin mengemukakan bahwa keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh kinerja . Armstrong mendefinisikan kinerja dalam batasan hasil pencapaian sejumlah tujuan dan proses pencapaiannya . Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki kualitas kerja secara optimal dalam rangka keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru harus dapat merencanakan program pengajaran dengan tepat, kemudian guru harus dapat melakukan penilaian hasil belajar dengan teliti, dan berhati-hati dalam menjelaskan materi ajar, serta senantiasa menerapkan hasil penelitian dalam pembelajaran.
Dipihak lain Maier menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang sesuai dengan tanggung jawab dan hasil yang diharapkan . Sedangkan Suprihanto menyatakan bahwa kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja dengan standar atau ukuran tertentu, seperti target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan dan disepakati bersama . Gibson, Ivancevich, dan Donnelly,Jr., menggambarkan bahwa kinerja (performance), sangat erat hubungannya dengan perilaku individual (individual behavior) dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti variabel individual, terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang kehidupan seseorang, seperti keluarga, pengalaman dan kelas sosial; variabel psikologis, terdiri dari motivasi, sikap kepribadian persepsi dan pembelajaran; variabel organisasional, terdiri dari kepemimpinan, sumbersumber keorganisasian, struktur organisasi dan sebagainya. Kelima pendapat di atas memberi pengertian bahwa kinerja seorang guru ditentukan oleh kecepatan atau ketetapan kerja, artinya seorang guru senantiasa dapat menerapkan hal-hal baru dalam pembelajaran, selain itu memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik siswa, serta dapat menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik.
Consuelo menyatakan bahwa kinerja (performance) adalah apa yang seseorang lakukan, sementara pengetahuan (knowledge) mempunyai kontribusi terhadap kinerja dan tinggi rendah atau suksesnya kinerja tergantung bagaimana pengetahuan yang dimiliki dapat diterapkan. Sedangkan Armstrong dan Baron mengatakan, rendahnya tingkat kinerja seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu; (1) faktor personal, meliputi; keterampilan individu, kompetensi, dan rekruitmen, (2) faktor kepemimpinan yang bermutu dan pemberian motivasi, bimbingan dan dorongan, (3) faktor sistem pekerjaan dan fasilitas, (4) faktor situasional meliputi perubahan dan penekanan dari faktor internal dan eksternal . Menurut pendapat Keith Davis bahwa kinerja SDM dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Kinerja individu adalah hasil kerja dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Beberapa pendapat di atas memberi arti bahwa seorang guru harus memiliki inisiatif kerja. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menggunakan media dan metode dalam pembelajarannya, selain itu ia harus dapat menyelenggarakan administrasi dengan baik, serta dapat menciptakan hal-hal yang baru yang lebih efektif dalam menata administrasinya.
Menurut Carrel, Jennings, dan Heaving mengemukakan bahwa kemampuan seseorang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjanya . Sehubungan dengan faktor kemampuan, McShane dan Glinow menjelaskan bahwa kemampuan yang mempengaruhi kinerja personil mencakup kemampuan yang bersifat bawaan dan kemampuan yang dipelajari. Kemampuan bawaan adalah bakat tertentu yang dimiliki personil dan membantunya belajar melaksanakan tugas-tugas khusus lebih cepat dan melakukannya lebih baik. Kemampuan yang dipelajari adalah keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh secara aktual . Beberapa pendapat tentang kinerja tersebut mengungkapkan bahwa kinerja berhubungan dengan aspek kemampuan kerja seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang yang telah ditetapkan. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus mampu dalam memimpin kelas, selain itu ia harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar, kemudian mampu melakukan penilaian hasil belajar siswa, serta menguasai landasan pendidikan.
Werther, Jr. dan Davis, menyebutkan bahwa penilaian terhadap kinerja adalah sesuatu proses dimana organisasi mengevaluasi pekerjaan atau hasil kerja. Dari waktu ke waktu hasil kerja atau kinerja seseorang atau individu harus dinilai untuk mengetahui tindakan apa yang akan diambil selanjutnya. Kinerja seorang guru harus dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tugas seorang guru harus dilakukan. Bilamana dalam kenyataannya kinerja seorang guru berada di bawah standard yang telah ditentukan, maka perlu diambil tindakan berupa pemanggilan yang bersangkutan untuk dicari penyebabnya dan diusahakan dicari jalan keluarnya. Bilamana hasil kerja atau kinerja seorang guru berada di atas standard yang telah ditentukan, maka perlu diberi penghargaan untuk memotivasi yang bersangkutan meningkatkan kinerjanya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kinerja individu akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Alan dan Barker menyatakan bahwa kinerja memiliki kriteria, yaitu; pengembangan diri, kerja tim, komunikasi, jumlah produk yang dihasilkan, dan keputusan yang dibuat . Pendapat-pendapat di atas jika dicermati memberi gambaran bahwa seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kemampuan berkomunikasi baik dengan sesama guru, orang tua siswa, maupun pimpinan. Seorang guru senantiasa melakukan layanan bimbingan belajar terhadap siswanya, mengkomunikasikan hal-hal baru dalam pembelajaran, menggunakan berbagai teknik dalam mengelola proses belajar mengajar, dan terbuka dalam menerima masukkan guna perbaikan pembelajaran.
a. Konsep Kinerja Guru
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribus yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Sulistyorini, kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan . Adapun ahli lain berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud . Menurut fakta bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan .
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Indikator-indikator Kinerja Guru
Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal . Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja, seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan teknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria. Menurut castetter (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat kriteria kinerja, yaitu: (1) karakteristik individu, (2) proses, (3) hasil, dan (4) kombinasi antara karakter individu, proses, dan hasil . Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas yang tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut Pidarta bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan, Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya .Menurut Daryanto Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkret dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun teknik mengevaluasinya, (2) kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya . Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja, yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien, seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad yang menyatakan bahwa dalam melakukan tiga macam kriteria, yaitu : (1) hasil tugas, (2) perilaku dan (3) ciri individu . Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karakteristik individu dalam berperilaku maupun bekerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya. Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi : (1) unjuk kerja, (2) penguasaan materi, (3) penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, (4) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, (5) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik .
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Menurut Danim S guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan, yaitu: (1) guru sebagai pengajar, (2) guru sebagai pembimbing dan (3) guru sebagai administrator kelas . Dari uraian di atas dapat disimpulkan indikator kinerja guru, antara lain: (1) kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, (2) penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, (3) penguasaan metode dan strategi mengajar, (4) pemberian tugas-tugas kepada siswa, (5) kemampuan mengelola kelas, (6) kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
Kinerja merupakan variabel yang penting bagi keberhasilan suatu pekerjaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja adalah penampilan atau hasil yang ditampilkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Robbin mengemukakan bahwa keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh kinerja . Armstrong mendefinisikan kinerja dalam batasan hasil pencapaian sejumlah tujuan dan proses pencapaiannya . Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki kualitas kerja secara optimal dalam rangka keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru harus dapat merencanakan program pengajaran dengan tepat, kemudian guru harus dapat melakukan penilaian hasil belajar dengan teliti, dan berhati-hati dalam menjelaskan materi ajar, serta senantiasa menerapkan hasil penelitian dalam pembelajaran.
Dipihak lain Maier menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang sesuai dengan tanggung jawab dan hasil yang diharapkan . Sedangkan Suprihanto menyatakan bahwa kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja dengan standar atau ukuran tertentu, seperti target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan dan disepakati bersama . Gibson, Ivancevich, dan Donnelly,Jr., menggambarkan bahwa kinerja (performance), sangat erat hubungannya dengan perilaku individual (individual behavior) dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti variabel individual, terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang kehidupan seseorang, seperti keluarga, pengalaman dan kelas sosial; variabel psikologis, terdiri dari motivasi, sikap kepribadian persepsi dan pembelajaran; variabel organisasional, terdiri dari kepemimpinan, sumbersumber keorganisasian, struktur organisasi dan sebagainya. Kelima pendapat di atas memberi pengertian bahwa kinerja seorang guru ditentukan oleh kecepatan atau ketetapan kerja, artinya seorang guru senantiasa dapat menerapkan hal-hal baru dalam pembelajaran, selain itu memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik siswa, serta dapat menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik.
Consuelo menyatakan bahwa kinerja (performance) adalah apa yang seseorang lakukan, sementara pengetahuan (knowledge) mempunyai kontribusi terhadap kinerja dan tinggi rendah atau suksesnya kinerja tergantung bagaimana pengetahuan yang dimiliki dapat diterapkan. Sedangkan Armstrong dan Baron mengatakan, rendahnya tingkat kinerja seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu; (1) faktor personal, meliputi; keterampilan individu, kompetensi, dan rekruitmen, (2) faktor kepemimpinan yang bermutu dan pemberian motivasi, bimbingan dan dorongan, (3) faktor sistem pekerjaan dan fasilitas, (4) faktor situasional meliputi perubahan dan penekanan dari faktor internal dan eksternal . Menurut pendapat Keith Davis bahwa kinerja SDM dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Kinerja individu adalah hasil kerja dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Beberapa pendapat di atas memberi arti bahwa seorang guru harus memiliki inisiatif kerja. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya senantiasa menggunakan media dan metode dalam pembelajarannya, selain itu ia harus dapat menyelenggarakan administrasi dengan baik, serta dapat menciptakan hal-hal yang baru yang lebih efektif dalam menata administrasinya.
Menurut Carrel, Jennings, dan Heaving mengemukakan bahwa kemampuan seseorang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjanya . Sehubungan dengan faktor kemampuan, McShane dan Glinow menjelaskan bahwa kemampuan yang mempengaruhi kinerja personil mencakup kemampuan yang bersifat bawaan dan kemampuan yang dipelajari. Kemampuan bawaan adalah bakat tertentu yang dimiliki personil dan membantunya belajar melaksanakan tugas-tugas khusus lebih cepat dan melakukannya lebih baik. Kemampuan yang dipelajari adalah keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh secara aktual . Beberapa pendapat tentang kinerja tersebut mengungkapkan bahwa kinerja berhubungan dengan aspek kemampuan kerja seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang yang telah ditetapkan. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus mampu dalam memimpin kelas, selain itu ia harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar, kemudian mampu melakukan penilaian hasil belajar siswa, serta menguasai landasan pendidikan.
Werther, Jr. dan Davis, menyebutkan bahwa penilaian terhadap kinerja adalah sesuatu proses dimana organisasi mengevaluasi pekerjaan atau hasil kerja. Dari waktu ke waktu hasil kerja atau kinerja seseorang atau individu harus dinilai untuk mengetahui tindakan apa yang akan diambil selanjutnya. Kinerja seorang guru harus dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tugas seorang guru harus dilakukan. Bilamana dalam kenyataannya kinerja seorang guru berada di bawah standard yang telah ditentukan, maka perlu diambil tindakan berupa pemanggilan yang bersangkutan untuk dicari penyebabnya dan diusahakan dicari jalan keluarnya. Bilamana hasil kerja atau kinerja seorang guru berada di atas standard yang telah ditentukan, maka perlu diberi penghargaan untuk memotivasi yang bersangkutan meningkatkan kinerjanya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kinerja individu akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Alan dan Barker menyatakan bahwa kinerja memiliki kriteria, yaitu; pengembangan diri, kerja tim, komunikasi, jumlah produk yang dihasilkan, dan keputusan yang dibuat . Pendapat-pendapat di atas jika dicermati memberi gambaran bahwa seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki kemampuan berkomunikasi baik dengan sesama guru, orang tua siswa, maupun pimpinan. Seorang guru senantiasa melakukan layanan bimbingan belajar terhadap siswanya, mengkomunikasikan hal-hal baru dalam pembelajaran, menggunakan berbagai teknik dalam mengelola proses belajar mengajar, dan terbuka dalam menerima masukkan guna perbaikan pembelajaran.
a. Konsep Kinerja Guru
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribus yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Sulistyorini, kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan . Adapun ahli lain berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud . Menurut fakta bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan .
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Indikator-indikator Kinerja Guru
Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal . Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja, seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan teknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria. Menurut castetter (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat kriteria kinerja, yaitu: (1) karakteristik individu, (2) proses, (3) hasil, dan (4) kombinasi antara karakter individu, proses, dan hasil . Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas yang tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka.Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut Pidarta bahwa moral kerja positif ialah suasana bekerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan, Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuannya .Menurut Daryanto Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara konkret dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun teknik mengevaluasinya, (2) kemampuan fisik adalah kapabilitas fisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya . Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja, yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien, seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad yang menyatakan bahwa dalam melakukan tiga macam kriteria, yaitu : (1) hasil tugas, (2) perilaku dan (3) ciri individu . Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang dapat diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karakteristik individu dalam berperilaku maupun bekerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya. Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi : (1) unjuk kerja, (2) penguasaan materi, (3) penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, (4) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, (5) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik .
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Menurut Danim S guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan, yaitu: (1) guru sebagai pengajar, (2) guru sebagai pembimbing dan (3) guru sebagai administrator kelas . Dari uraian di atas dapat disimpulkan indikator kinerja guru, antara lain: (1) kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, (2) penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, (3) penguasaan metode dan strategi mengajar, (4) pemberian tugas-tugas kepada siswa, (5) kemampuan mengelola kelas, (6) kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar